top of page
Search

Stop Menyalahkan, Berikut 3 Tips Merespon Korban Kekerasan Seksual

salingjagaid

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kekerasan seksual adalah segala perilaku yang dilakukan dengan menyasar seksualitas tanpa persetujuan dan terdapat unsur paksaan atau ancaman. Berdasarkan catatan tahun 2020 yang dikeluarkan oleh Komnas Perempuan, terjadi 1.983 kasus kekerasan seksual dalam ranah keluarga, 1.731 kasus di antaranya terjadi di ranah publik secara langsung, dan adanya 479 kasus tercatat sebagai KBGS (Kekerasan Berbasis Gender Siber).


Bentuk kekerasan seksual apapun dapat mengakibatkan trauma pada korban laki-laki maupun perempuan. Grace Amin, S. Psi., M.Psi., Psikolog, selaku Guardian Saling Jaga Indonesia, menegaskan bahwa respon yang kurang tepat terhadap korban kekerasan seksual justru bisa memperparah trauma yang dialami korban. Adapun cara yang harus diperhatikan jika merespon penyintas, yaitu:


1. Tidak membebani korban dengan banyak pertanyaan dan penilaian


(Sumber: Cottonbro from Pexels)


Memberikan banyak pertanyaan mengenai kejadian yang dialami serta menghakimi korban justru bisa semakin melukai korban. “Sering kali orang keliru dan memberikan banyak sekali pertanyaan kepada korban seperti ‘Mengapa bisa seperti itu’, ‘Bisa diingat kembali tidak apa yang terjadi waktu itu secara detail?’. Ada juga sebagian orang yang justru menyalahkan korban atas pakaiannya,” tutur Grace Amin.


2. Cobalah "hadir", mendampingi, dan menjadi "good listener" bagi korban


(Sumber: Mental Health America (MHA) from Pexels)


Terkadang, walaupun korban belum bisa bercerita apapun, namun kehadiran kita merupakan dukungan yang sangat berarti bagi mereka. “Kita bisa mendampingi mereka saat harus melakukan pengobatan fisik, saat mereka ketakutan (teringat kejadian saat itu). Kita juga bisa menjadi good listener ketika mereka mulai berani untuk bercerita. Dalam hal ini kemampuan kita untuk menjaga rahasia (confidentiality) juga perlu ditingkatkan karena trust issue juga terjadi dalam kasus-kasus ini,” tambah Grace Amin.


3. Tetaplah memberi dukungan dan mengingatkan bahwa mereka berharga


(Sumber: Mental Health America (MHA) from Pexels)


Grace juga menambahkan bahwa ketika mereka sudah cukup tenang, kita bisa tetap mendukung mereka dengan mengingatkan kembali kepada mereka bahwa mereka berharga. “Kasus-kasus kekerasan sering membuat korbannya merasa tidak berharga dan butuh waktu untuk memperbaiki mindset ini dari korban,” pungkas Grace.


Guardians, marilah menjadi tempat aman bagi para penyintas untuk berbicara dan tetap #salingjaga karena kalau #akudiamkamukorban dan #kamudiamakukorban.


[Penulis: Fina Syafrina | Editor: Angelina Natasha] Untuk Saling Jaga Indonesia


 
 
 

Recent Posts

See All

Comentarios


bottom of page