
foto merupakan ilustrasi seorang pria dilecehkan oleh perempuan di ruang publik.
Pernahkah kalian sadari bahwa tidak menutup kemungkinan pria bisa menjadi korban dan wanita bisa menjadi pelaku? Menurut survey yang dilakukan oleh National Sexual Violence Centre di Amerika Serikat, korban pelecehan seksual tak melulu perempuan. 91% korban pelecehan seksual adalah perempuan dan 9% korbannya adalah pria. Hal ini membuktikan bahwa pria pun dapat menjadi korban pelecehan seksual dan bisa jadi pelakunya adalah wanita.
Salah satu artis Korea Selatan pernah mengungkapkan keresahannya saat menjadi korban pelecehan seksual oleh fans wanitanya di sebuah reality show Jepang. “Banyak sekali fans yang membobol masuk ke dalam kamar tidur saya, kemudian naik ke atas saya kemudian menindih saya ketika saya tidur” ujar eks member boyband terkenal TVXQ, Kim Jaejoong.
Tak cuma itu, aktor Masaki Nagano yang kebetulan hadir di acara tersebut mengutarakan sebuah pernyataan “Jika pria tua yang memeluk seorang wanita muda secara paksa, pasti langsung direspon sebagai pelecehan seksual. Sedangkan jika peran itu dibalik, kita tidak akan bisa melakukan apa-apa.” Tanggapan tersebut membuktikan jika pelaku pelecehan seksual adalah perempuan dan korbannya adalah laki-laki, kasus ini akan di anggap sepele.
Selain itu, tagar #JusticeforAteen yang sempat trending di Twitter tahun 2019 lalu merupakan kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh CEO perempuan dan istri pemilik DS&A Entertainment terhadap 6 trainee korea yang akan debut sebagai member boyband Ateen. “Aku melihat seniorku dilecehkan di sebuah restoran. Saat itu aku masih di bawah umur dan pikiranku kosong. Tetapi, ini adalah impianku dan aku hanya bisa berpikir inilah kenyataan industry entertainment. Sejak saat itu, aku masih merasa trauma tentang apa yang terjadi” ungkap salah satu trainee yang menjadi korban pelecehan seksual tersebut. Kasus ini menjadi cukup heboh dan memancing amarah fans internasional karena kasus ini tidak diselidiki lebih lanjut oleh kepolisian Korea Selatan dengan alasan bahwa dua perempuan yang menjadi terdakwa menyatakan hal yang mereka lakukan itu tidak benar. Tidak mendapatkan keadilan, enam trainee ini memilih untuk keluar dari entertainment tersebut dan melupakan mimpi mereka menjadi penyanyi.
Tiga kasus tersebut membuktikan bahwa telah terjadi diskriminasi yang dilakukan dengan pria sebagai korban dan perempuan sebagai pelaku pelecehan seksual. Tak cuma itu, masyarakat luas juga terkadang berpikir bahwa jika pria menjadi korban, mereka tidak akan mendapatkan dampak yang sama dengan korban perempuan. Padahal, pelecehan seksual sama-sama meninggalkan luka dalam yang tidak akan bisa hilang dengan cepat.
Comments